Sabtu, 11 Februari 2012

Rasa kita.



Rasa apa ini? Tiba-tiba menyeruak dalam kalbu. Aku tak pernah menyuruh-nya hadir,
di antara kita.



Ini yang aku takuti

Selama lima belas tahun lamanya

Aku, kamu, dia. Kita.

Bersenda dibalik jendela,

jua tertawa kala tangis lenyap , diantara kita.



Ini yang aku duga.

Kita terlibat dalam satu ikatan rasa.

Yang entah apa namanya.

Membunuh seluruh amarah,

yang kian panas membara.



Ini yang aku kira.

Kita, lagi-lagi kita.

Saling mengadu domba.

Senyum depan mata,

Tangis membahana.




Ini yang nyata.

Kita.

Saling menjauh.

Aku, kamu, dia.

Ya, kita.

Jauh, jauh, jauh.

Luruh dalam satu,

rasa.




Ini yang aku benci.

ya, benci.

Rasa ini.

Rasa kita.

Rasa yang sama.

Rasa yang menyekat kita.

Dalam satu mimpi.

Hampa doa.




Ini yang aku enggan rasakan.

Ya, ini.

Rasa ini, kawan.

Sanggup-kah kau jabari artinya?

Aku benci rasa ini.

Ia jahat,

Membuat kita jauh, berubah.




Ini, sobat, ini.

Ya, tak salah lagi!

Yakini aku, ini!

Rasa ini!

Rasa ini bukan?

Yang pelan-pelan.

Menyentuh asa kita?



Maaf.

Maaf sobat, maaf.

Maaf bila rasa tanpa nama

Menodai hati kita.



Maaf sobat, maaf.

maaf yang kian berjubah derai.

Maaf, sobat. Maaf.

Maaf.


Maaf, sekali lagi maaf.

Maaf bila rasa ini.

Akh sudah-lah.

Aku hanya mampu berucap satu,

Maaf.




.admin @kapusdt -sdt.

3 komentar: