Minggu, 29 Januari 2012

Andai.

Andai aku hidup sebagai buah kelapa, tentu dosa tak mampu tertawa layak-nya penguasa. Aku mampu menjadi sosok yang berguna, dalam tiap lapis tubuh-ku. 
Batok kering. Mampu terbentuk menjadi seni tradisional anak-anak. Tawa mereka lepas, menyadari lima jari beralas batok cokelat tua. Juga isi tubuh-ku. Halus putih kelapa mampu menjadi sajian utama. Beserta air segar-nya. Akh, andai begitu. Tentu hidup ini tak pernah mengenal kata sunyi.


Senyap-senyap kusudahi tulisan kecil ini. Rasa-nya urat-urat kecil di sekujur tubuh-ku mulai jenuh. Bahkan teriakan-nya mengencang, hingga sakit kembali menusuk. Namun kupandang kembali langit hitam kelam. Malam itu tak ada bintang. Bulan purnama samar, menyuruh-ku lekas tidur. Baiklah. Kurebahkan seluruh penat yang kini menggerinjal umpama bola pedih, nan kusut. Hingga perlahan mata ini terpejam, sunyi. 
Lelap, lelap, dan lelap. Jauh pergi ke alam mimpi.










.admin @kapusdt - sdt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar