Ada yang salah dibalik jendela tua itu.
Kumpulan embun lucu luntur seketika, kala mata memandang jauh dibalik tirai jendela. Kulihat titik kecil di tengah kornea mata-nya. Di sudut lampu taman, kurekam seluruh gerak-gerik tubuh-nya. Tersenyum, tertawa, merintih, menjerit, terharu, hingga senyum itu....
Dua puluh tahun sudah hampa menyakiti sanubari. Menginjak, meludahi, mencemooh tiap-tiap rasa yang bergetar bagai senar yang enggan dibunyikan.
Ia terdiam sejenak. Menatap-ku rekat-rekat.
Ia turun lewat tangga kelima.
Membawa sebuah kotak cokelat tua.
Tak ada gagang, Hanya kayu yang mulai keropos.
Hingga tanpa kusadari, lensa kamera terlalu dekat di wajah-nya.
Ia berdiri. Terdiam, membisu. Menyerah-kan kotak tua itu tanpa sepatah kata-pun.
Binar cahya menyeruak dari mata-nya. Kebiruan. Biru langit waktu pagi.
"Nama-ku cinta." -kata-nya.
Semenjak itu, rindu lenyap begitu saja.
Yang terlewatkan kini kembali.
Cinta itu.
Ya, cinta itu yang tumbuh dua puluh tahun lalu.
.admin @kapusdt - sdt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar