Minggu, 29 Januari 2012

Dua puluh tahun lalu.

Ada yang salah dibalik jendela tua itu. 

Kumpulan embun lucu luntur seketika, kala mata memandang jauh dibalik tirai jendela. Kulihat titik kecil di tengah kornea mata-nya. Di sudut lampu taman, kurekam seluruh gerak-gerik tubuh-nya. Tersenyum, tertawa, merintih, menjerit, terharu, hingga senyum itu....

Dua puluh tahun sudah hampa menyakiti sanubari. Menginjak, meludahi, mencemooh tiap-tiap rasa yang bergetar bagai senar yang enggan dibunyikan.

Ia terdiam sejenak. Menatap-ku rekat-rekat.
Ia turun lewat tangga kelima.
Membawa sebuah kotak cokelat tua.
Tak ada gagang, Hanya kayu yang mulai keropos.

Hingga tanpa kusadari, lensa kamera terlalu dekat di wajah-nya.
Ia berdiri. Terdiam, membisu. Menyerah-kan kotak tua itu tanpa sepatah kata-pun.
Binar cahya menyeruak dari mata-nya. Kebiruan. Biru langit waktu pagi.


"Nama-ku cinta."  -kata-nya.

Semenjak itu, rindu lenyap begitu saja.
Yang terlewatkan kini kembali.
Cinta itu. 
Ya, cinta itu yang tumbuh dua puluh tahun lalu. 






.admin @kapusdt - sdt.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar